Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2019

--//

Teruntuk jiwa jiwa yang baik Semoga masih bisa membahagiakan jiwa jiwa yang menyayangi Biar doa yang tersayang berbalas Jangan surut, Biar dunia lihat Kau tak seburuk itu Coba lagi Masih ada hari esok Hari buruk kemarin biar hilang Asal semangat jangan lekang,

---/

Kamu yang peka Tapi aku yang tidak terbuka,

--/

Tidurlah dengan nyenyak,  Beruntunglah sedihmu tidak begitu banyak

--- se

Semesta yang pemaaf Yang selalu memaafkan kesalahan makhluknya kemarin Ribuan kesempatan di hamburkan Tak jarang ia menegur Menepuk bahuku,  Sesekali ia mengingatkan Kepada kami yang lupa Atau pura pura lupa Namun,  Teguran nya, kadang dihiraukan Lalu saling lempar batu Saling menyalahkan bukan refleksi diri sendiri Ia baik,  Masih memberi setipis senyum Diatas tumpukan dosa Semoga, Semesta selalu memberi maaf Untuk kami mahkluk yang kadang Memalukan.

--- aku(t)

Nampaknya, Ucapku tak berteman baik dengan telingamu Atau pikirku saja , Ntahlah Biar tingkahmu selanjutnya yang jadi jawaban Benar saja Kau memikat , bahkan saat aku terikat Namun aku cukup penakut . Untuk jadi akut

-- sepatah mohon ampun

kepada-Mu Sungguh terimakasihku tak henti mengalir Dalam tiap hela nafasku Atas rasa syukur yang selalu mengelilingi Ciptaanmu yang penuh kasih , meski tak se-menyayangi mu, yang menyayangi tanpa alasan. Kepada, nya pula di dekatku yang menahan kelut rasa malu Meski diri dilumuri dosa namun tak terlihat Tak berwujud,  tak berbau,  tapi sungguh terasa. Atas tiap derah air mata yang jatuh di pelupuk mataku untuk hal yang sebaiknya tidak kutangisi,  Atau tiap senyum yang terlahirkan tanpa tulus, Tiap gerak geriku yang menarik benang dosa Jelas,  aku tak luput dari lumpur dosa tiap harinya. Syukur,  nafasku masih bisa berhembus hingga saat ini tanpa gangguan Senyum ayah-ibuku masih hadir pagi tadi Sapaan hangat masih menyelimutiku Curahan nikmat masih menghampiri Atas itu semua, beri aku waktu untuk menguraikan kekusutan benangku Memohon di heningnya sepertiga malam-mu Berbisik ditiap sujudku,  bersembah ampun atas tingkah yang menjengkelkan. ...

--//

Singkatnya begini Aku ingin memelukmu erat Hingga Kamu mengerti sendiri,  - dua ribu sembilan belas -

--- untuk..

Bersandar ke arah yang berbeda beda Mata anginku ke timur,  entah kau kebarat atau ke utara,  Kemana nanti akan berlabuh? Kita sama sama mengeluh Mengaku hingga lumpuh Tak serius tapi sungguh sungguh Doamu yang mana?  Usahamu yang mana? Jatuhmu yang keberapa? Bangkitmu yang keberapa juga? Katanya,  tak kunjung membuahkan hasil ya. Tenang, tugasmu sudah cukup Perihal ini , Tinggal kau perbanyak .

---hilang

Siapa pernah ingin bergerak namun raga ternyata tetap diam?  kurasa kesepuluh jariku cukup kurang untuk menghitung nya, Tenanglah,  duduk sebentar hela nafasmu dalam dalam,  jangan terpaku dan termangu pada kekuranganmu yang sebenarnya istimewa itu. Sebab bisa jadi kau melihatnya dengan hati dan ambisi yang beku. sehingga apapun yang terlihat dan hadir bahkan dirasa terlihat buram, memang benar segala sesuatu datang silih berganti. Seperti mimpi indah yang pasti melalui sebuah mimpi buruk.  Atau mimpi buruk yang datang di akhir?  berekspektasi lah seluas harapmu kepada sang pencipta,  sebab ekspektasi menunggu mu untuk digenggam di ujung sana , namun sepertinya kita harus berlari lagi lebih kencang lewat semak belukar.  cobalah jalan lain yang tersedia banyak di sepanjang perjalananmu,  jika kau masuk kejalan yang salah setidaknya kamu tahu mana yang salah dan kamu bisa mencoba jalan lain yang baru! Jangan terpaku dengan koar sekitar yang menjat...

--teruntuk yang terkasih

Kepada yang tersayang, Jutaan maaf ku haturkan kepada dirimu yang selalu berkorban Atas keringat dan lelah yang lahir tanpa mengenal waktu Atas jutaan keluh yang tak bersuara, rasa sakit yang tak berwujud Tak kenal siang dan malam Kaki jadi kepala bahkan kepala jadi kaki Memberi yang tanpa harus diberi Mendengar tanpa harus berteriak Mengasihi tanpa harus meminta Doa dan tiap sujudmu yang menuntunku pada tiap-tiap langkah ku yang terbata bata Menopang tiap jalanku hingga aku lurus Pengingatku,  untuk selalu berbuat hal baik Guruku,  untuk selalu belajar pada tiap arti Temanku,  yang selalu menemaniku Pendengarku,  sebagai tempat menuangkan segala keluh dan peluh Penasihatku,  atas ribuan ragu yang muncul Lagi lagi, aku berterimakasih Mungkin nyaliku tak semembara semangatmu Biar semesta tahu aku benar benar menyayangi mu malaikat tak bersayapku Aku yang tak terang terangan mengungkapkan sayangku Biar kutegaskan lagi , aku sangat lemah Tak se...

--- sebuah omong untukmu

Aku yang selalu payah mengutarakan isi hatiku,  menghabiskan waktu lagi lagi mengusir ragu. Sebab aku selalu meragu pada angin yang katanya menyejukkan , mengapa justru ia menyapu keping-keping pesan ku.  Pun tak sebait kalimat ku sampai pada celah sukma nya Suaraku yang terlalu pelan , atau kalimatku yang tak pernah terang terangan? Mungkin aku harus mengalah lagi,  sesering daun gugur yang jatuh di pekarangan rumah mu Apa aku harus hilang dulu?  Sehingga waktu membujukmu mencariku Apa mungkin? Sebab perkiraanku selalu meleset Aku tak cukup pandai menebak isi kepalamu itu.  Biar matahari dan bulan lihat sedang apa aku?  Memikirkanmu,  memarahimu  , atau cukup diam dengan hati yang selalu diselimuti doa sederhana untukmu,  Sederhana saja, sesederhana senyum tipismu Aku bosan dengan ragu Tergugah sedikit sudah berpeluh Biar sesekali kumarahi saja hatiku! Karena selalu terpaku pada hal itu Biar ia berlatih memahami Bukan hanya in...

--- lagi lagi ini

Ternyata, pelangi ku samar samar Ia yang dihadapanku , termangu diam Kutanya padanya yang selalu memberi arti baru Tentang hitam yang katanya putih Tentang rapuh yang katanya kokoh Tentang aku,  yang katanya salah Aku meragu pada sebuah lagu Yang selalu membuatku menangis lugu Saat kau berbisik tanpa ragu Saat keluhku justru menarik rindu Ternyata,  semua asa membawa rasa Entah manis atau pahit Memang tak semua sesuai inginku Sebab hujan dan terang pun bergantian Pagi yang saat itu menghangatkan,  justru malah mengkhawatirkan Biar khawatir di hantam rindu Agar ia tak menduga duga melulu Sebab aku lelah dibawa keliru ---dd 2019