Nampaknya, Ucapku tak berteman baik dengan telingamu Atau pikirku saja , Ntahlah Biar tingkahmu selanjutnya yang jadi jawaban Benar saja Kau memikat , bahkan saat aku terikat Namun aku cukup penakut . Untuk jadi akut
#1 Lanjut membaca kehalaman selanjutnya Menerka nerka mimpi di tiap terbitnya matahari , Lembaran masa usang biar jadi saksi Bahwa hari hari telah terlewati Semakin berdiri semakin lantang menjajagi maksud hati , Kemana langkah kaki membawa lari? Atas bisikan bisikan ragu meluluh lantahkan hati , Kadang , aku benar benar tidak peduli Namun relung hati tak bisa dibohongi . Rasanya baru kemarin selasa memberi kabar Menjinjing mimpi berbalut janji Kepada semesta yang memeluk hati , Baluti raga ini dengan sepenuh hati.
dia yang mencintai langit menengok keatas tentang langit yang tak berujung , tentangnya yang kadang menyengat atau air tuhan yang turun lewat tangisannya , atau kamu yang ingin lepas hingga lapis ketujuh nya? . semua asa dan rasa datang dan hadir tanpa permisi muncul beriringan tanpa mengenal waktu ,tanpa bertegur sapa terlebih dahulu sebelumnya aku sama sepertimu , sama-sama mencintai langit dan teman temanya bahkan sempat ingin menjadi seorang peng-angkasa layaknya astronot dalam animasi yang biasa ku tonton ketika akhir pekan , sungguh aku penasaran dengan hawa disana? dengan apa kesana? terbang tanpa sayap atau aku harus pasrah menunggu sayup sayup mimpi yang mengajakku kesana, namun aku tidak terlalu bermimpi untuk terbang sebab aku acrophobia tapi mengapa pada tiap pembicaraan kita secara langsung kamu membawaku terbang melebihi awan-awan itu?bahkan ketika ketinggian beribu kaki tak pernah dihiraukan oleh ku, kita sama sama mengenal langit...
Komentar
Posting Komentar