--- sebuah omong untukmu
Aku yang selalu payah mengutarakan isi hatiku, menghabiskan waktu lagi lagi mengusir ragu. Sebab aku selalu meragu pada angin yang katanya menyejukkan , mengapa justru ia menyapu keping-keping pesan ku. Pun tak sebait kalimat ku sampai pada celah sukma nya
Suaraku yang terlalu pelan , atau kalimatku yang tak pernah terang terangan?
Mungkin aku harus mengalah lagi, sesering daun gugur yang jatuh di pekarangan rumah mu
Apa aku harus hilang dulu?
Sehingga waktu membujukmu mencariku
Apa mungkin?
Sebab perkiraanku selalu meleset
Aku tak cukup pandai menebak isi kepalamu itu.
Biar matahari dan bulan lihat sedang apa aku? Memikirkanmu, memarahimu , atau cukup diam dengan hati yang selalu diselimuti doa sederhana untukmu,
Sederhana saja, sesederhana senyum tipismu
Aku bosan dengan ragu
Tergugah sedikit sudah berpeluh
Biar sesekali kumarahi saja hatiku!
Karena selalu terpaku pada hal itu
Biar ia berlatih memahami
Bukan hanya ingin diberi
Pun ini perihal memahami
Dua kepala yang berbeda arti
Komentar
Posting Komentar